Selasa, 03 Juli 2012

Artikel Budaya Gotong Royong Mulai Luntur



Abstrak
Gotong royong adalah budaya yang sering kita jumpai dalam kehidupan di Indonesia. Bahkan budaya ini menjadi salah satu ciri khas kebudayaan Indonesia yang dipuji oleh Negara asing. Hal ini menjadi salah satu kebanggaan yang patut kita rasakan sebagai pelaku budaya.

Ironisnya, saat ini kebudayaan gotong royong hampir sulit ditemui dalam aktifitas di lingkungan sekitar. Adanya globalisasi mempengaruhi pola budaya yang dulunya guyup, rukun dan saling tolong menolong berubah menjadi kepribadian yang individualis dan pragmatis. Semua pekerjaan serba diuangkan dan berprodiri sendiri. Tidak banyak orang yang melakukan gotong royong, karena menilai segala sesuatu dengan uang.

Gotong royong seakan menjadi budaya tinggalan masa lalu, yang hanya dikenang dan menjadi sebuah cerita. Sejatinya, gotong royong adalah budaya yang patut di jaga. Gotong royong adalah salah satu warisan leluhur yang menggambarkan nilai-nilai kemanusiaan yang arif dalam bekerjasama di masyarakat.

Pembahasan
Gotong royong adalah salah satu budaya bangsa yang membuat Indonesia, dipuji oleh bangsa lain karena budayanya yang unik dan penuh toleransi antar sesama manusia.Ini juga merupakan salah satu faktor yang membuat Indonesia bisa bersatu dari Sabang hingga Merauke, walaupun berbeda agama, suku dan warna kulit.

Modernisasi dan globalisasi melahirkan corak kehidupan yang sangat kompleks, Hal ini seharusnya jangan sampai membuat bangsa Indonesia kehilangan kepribadiannya sebagai bangsa yang kaya akan unsur budaya. Akan tetapi dengan semakin derasnya arus globalisasi mau tidak mau kepribadian tersebut akan terpengaruh oleh kebudayaan asaing yang lebih mementingkan individualisme.Sesungguhnya budaya gotong-royong merupakan kekuatan besar budaya masyarakat yang perlu dikembangkan terus di negeri ini.

Dalam pemahaman bangsa Indonesia, gotong royong telah menjadi slogan menghadapi berbagai tantangan. Sejak zaman perjuangan kemerdekaan, kata goyong royong begitu ampuh mempersatukan eleman bangsa mengusir penjajah dari bumi Indonesia. Rakyat biasa, laskar militer, pejuang politik telah menjadikan semboyan “gotong royong” sebagai alat pemersatu mereka. Rakyat biasa menyediakan logistik, laskar militer berjuang di medan gerilya, politisi berjuang di meja perundingan, semuanya adalah bahagian dari gotong royong bangsa kita. Maka berkat gotong royonglah, senjata bambu runcing dapat mengalahkan meriam sang penjajah.

Indonesia merdeka karena adanya semangat gotong royong, kebersamaan dan bahu membahu. Setelah reformasi semangat tersebut seperti agak ditinggalkan. Salah satu penyebabnya adalah penggunaan uang atau dana sebagai tolok ukur yang cukup untuk partsipasi dalam kegiatan kemasyarakatan.
Di beberapa desa bahkan secara nyata uang menjadi perusak semangat gotong royong warga desa. Kehadiran dalam sebuah kebersamaan pun terkadang diwakili dengan uang. Tidak hadir ronda cukup bayar denda. Tidak hadir dalam pertemuan cukup titip uang iuran. Tidak ikut kerja bakti cukup memberi sumbangan.

Program pemerintah dengan bantuan beras miskin (raskin) yang kurang tepat sasaran dan dilaksanakan tanpa sebuah kebijaksanaan dalam permusyawaratan telah menjadikan alasan beberapa kelompok masyarakat yang tidak mendapatkan raskin, sedang mereka merasa miskin, akhirnya tidak mau lagi ikut kerja bakti. ”Mereka yang dapat raskin aja yang suruh kerja bakti,” katanya.

Dalam banyak peristiwa terorisme akhir-akhir ini salah satu penyebab tidak berjalannya pengawasan masyarakat adalah sudah mulai lunturnya semangat gorong royong. Dengan kurangnya semangat gotong royong, maka masyarakat menjadi tidak peka terhadap sesuatu yang terjadi di lingkungannya. Gotong royong adalah pola pertahanan terbaik dalam masyarakat, gotong royong mampu menjadi alat komunikasi yang efektif.

Sekarang yang harus kita perbaiki adalah bagaimana cara memupuk kembali nilai-nilai gotong royong yang pernah hidup dengan kuatnya pada kehidupan masyarakat. Walaupun tidak berarti kita harus meampertahankan faktor pendorong adanya gotong royong tersebut. Gotong royong akan tetap hidup dikalangan masyarakat, tetapi berbeda latar belakangnya, bentuk dan sifat dari gotong royong itu sendiri perbedaan ini biasanya ditimbulkan oleh lingkungan masing-masing. Jadi sikap gotong royong dalam masyarakat yang melaksanakan pembangunan mengalami perubahan berbarengan dengan terjadinya perubahan -perubahan sosial yang berlangsung secara berkesinambungan dengan hasil-hasil penemuan manusia itu sendiri.

Semangat gotong royong ini bisa tumbuh dengan beberapa cara yang salah satunya adalah menghidupkan kembali semangat kebersamaan dalam komunitas bersama yaitu organisasi. Dengan berorganisasi maka seseorang akan mendapatkan banyak keuntungan seperti dapat memiliki keterampilan tertentu. Dalam keterlibatan seseorang dalam organisasi maka ada interaksi antar individu-individu sehingga tercipta rasa kebersamaan dan kekeluargaan.

Organisasi itu tidak harus seperti organisasi formal yang ada di sekolah, kampus ataupun kampung 
akan tetapi bisa berupa paguyuban, komunitas, perkumpulan ataupun berbentuk klub yang berdasarkan hobi seperti klub sepakbola. Hal ini sangat penting karena ada kerja sama yang secara perlahan membentuk semangat gotong royong.

Kesimpulan

Gotong royong merupakan budaya masyarakat Indonesia yang telah ada sejak zaman nenek moyang, gotong royong sangat berguna dalam pembangunan masyarakat. Namun, seiring dengan perkembangan zaman yang semakin maju dan modern, budaya gotong royong mulai ditinggalkan oleh masyarakat Indonesia yang beranggapan bahwa segala hal bisa diselesaikan dengan uang. Berbagai upaya untuk melestarikan budaya gotong royong ini mulai digalakan. Semangat gotong royong ini bisa tumbuh dengan beberapa cara yang salah satunya adalah menghidupkan kembali semangat kebersamaan dalam komunitas bersama yaitu organisasi. Dengan berorganisasi maka seseorang akan mendapatkan banyak keuntungan seperti dapat memiliki keterampilan tertentu. Dalam keterlibatan seseorang dalam organisasi maka ada interaksi antar individu-individu sehingga tercipta rasa kebersamaan dan kekeluargaan

Tidak ada komentar: