In Autumn
Author : Hikari Visette Viridian
Cast : 2MIN COUPLE
Length : Drabble
Genre : Angst, Fluff, Sad, Romance
Rate : PG-13
.
.
Helainya
berguguran, merah membara selaras dengan langit senja kala itu. Elegan, lukisan
dari tangan Sang Pencipta, sebuah maha karya yang tak akan bisa manusia
ciptakan. Seorang namja manis melangkahkan kakinya perlahan menyusuri jalan
setapak yang penuh akan daun-daun berguguran.
“Hyung! Lihat lihat!! Waaaah,” kata
namja manis itu senang ketika melihat daun-daun berguguran dengan indahnya.
Mata bulatnya berbinar takjub melihat pemandangan itu. Namja disampingnya hanya
tersenyum kecil sambil mengacak-acak rambut namja manis itu.
“Ya, hyung!” pekiknya kecil sambil
merapikan rambutnya, tetapi kembali diacak-acak oleh namja atletis di
sampingnya. Ia mengerucutkan bibirnya imut.
Namja atletis itu memajukan wajahnya
kearah manja manis itu dan..
Chu~
Blush. “Aaaaa hyung!! Napeuuunnn.”
“Hahahah Lee Taemin lihat wajahmu,
merah seperti tomat!”
Seulas
senyum mengembang diwajah manisnya itu. Kepalanya menunduk menghitung langkah
demi langkah yang dilaluinya.
“Aaww,” pekik namja manis itu ketika
ia hampir terjatuh karena menginjak tali sepatunya yang terlepas. Dengan sigap
namja tampan di sampingnya menahan tubuh mungilnya, melingkarkan lengan
kekarnya dipinggang namja itu agar ia tidak terjatuh.
“Hati-hati, sayang,” ucapnya lembut
sembari melepaskan lengannya dari pinggang namja manisnya.
“Ne, go-gomawo hyung.”
Minho, namja tampan itu berjongkok
dihadapan Taemin, mengikat tali sepatu namja manisnya itu agar ia tidak
tersandung seperti tadi. Tangannya cekatan membentuk simpul dari tali sepatu
Taemin.
“Nah selesai,” ia tersenyum puas
melihat hasil karyanya lalu kembali berdiri dan mengecup sekilas pipi namjanya.
Taemin hanya menunduk menyembunyikan wajahnya yang memerah.
Ah namja tampannya memang selalu
berhasil membuatnya ber-blushing ria, walau itu hanya sebuah perhatian kecil.
Taemin berhenti
sejenak, menunduk guna memperhatikan sepatunya. Ia teringat kepingan peristiwa
ketika tali sepatunya terlepas dan Minho memperbaikinya. Tersenyum manis, namja
itu kembali melanjutkan langkahnya.
‘Minho <3 Taemin’
Itulah tulisan yang diukir Minho pada
sebuah pohon cemara tua yang daunnya berguguran.
“Minho-Taemin? Taemin-Minho..
Taemin.. Min.. Minho.. hmm..” Minho bergumam tak jelas, dahinya mengkerut
pertanda ia sedang berpikir keras.
“Hyung!” sebuah tangan kecil
tiba-tiba menepuk pelan punggungnya. “Sedang apa, hyung?” tanyanya sembari
tersenyum manis kepada kekasihnya.
“Taemin. Kau mengagetkan hyung!”
“Hehehe mian, hyungie~ sedang apa?”
Minho tidak menjawab pertanyaan
Taemin, ia kembali berkutat dengan ukirannya. Pisau ditangannya kembali ia
goreskan pada permukaan batang cemara dihadapannya. Taemin yang penasaran
mencoba melihat apa yang sedang dikerjakan hyungnya itu.
“Minho <3 Taemin, 2min forever?”
katanya membaca kalimat yang diukir Minho.
“Ne, karena nama kita sama-sama ada
kata min-nya dan angka 2 melambangkan kita. Berdua, selamanya tak terpisahkan
2min forever!” Matanya menunjukan keseriusan ketika mengatakan itu. Taemin
tercengang antara senang, terharu, dan terkejut meluap menjadi satu.
Minho meraih tangan Taemin lalu
meletakannya pada dada bidang miliknya. “You’re mine, and I’m yours. Forever”
Senyum
hangat kembali terukir di wajah malaikatnya. Ia masih ingat sensasi hangat yang
menyeruak ke dalam dadanya saat Minho mengatakan kata-kata ‘You’re mine and I’m
yours. Forever’. Langkahnya kembali terhenti, kali ini disebuah pohon cemara
besar yang terlihat tua. Daunnya berguguran, menambah kesan tua pada pohon itu.
Perlahan diusapnya
ukiran yang dibuat Minho beberapa bulan yang lalu ketika mereka masih bersama.
Seperti flashback kenangan-kenangan itu kembali begitu saja tanpa diminta.
Waktu terus berlalu sekejap mata, tak terasa dan tak terbayangkan. Terus
bergulir tanpa mempedulikan mereka yang sedang bahagia mau pun sedih.
Taemin
memilih melanjutkan langkahnya menuju tepi danau tempat dimana ia pertama kali
dan terakhir kalinya bertemu Minho. Dirinya hanya bisa berdiri menatap kosong
ke arah danau, berharap disisinya ada dia. Dia yang selalu menemaninya dikala
sedih, menopangnya dikala ia lemah dan menyemangatinya dikala ia gundah.
Menghela
nafas panjang, namja itu mendudukan dirinya di tepi danau. Tangannya meraih ke
dalam tasnya mengambil secarik kertas dari sana.
To : My
Lovely Minnie
Minnie…
Mungkin saat
kamu membaca surat ini hyung sudah tidak berada disisi mu lagi. Maaf hyung
tidak pernah memberi tahu mu masalah ini, hyung hanya tidak ingin kamu terlalu
mengkhawatirkan hyung. Minnie… jika nanti kamu merasa kesepian, merasa takut,
merasa lemah ingatlah kamu masih memiliki banyak orang yang peduli padamu. Kamu
tau? Saat hyung sudah pasrah dengan penyakit ini, kamu muncul di hidup hyung
membawa secercah cahaya. Kamu seperti matahari selalu bersinar dan selalu
berhasil membuat hyung jatuh cinta pada mu berkali-kali. Ah hyung beruntung memiliki mu disisa hidup
hyung. Thanks for everything my sunshine~ SARANGHAE JEONGMAL SARANGHAEYO NAE
SARANG <3
NB : hyung
akan selalu mendoakan mu dari sini. FIGHTING!
From : Yours
Tak terasa
bulir-bulir krystal berjatuhan dipipi manisnya. Dibiarkannya air matanya
mengalir… begini lebih baik. Setidaknya mengurangi sedikit perih dihatinya.
“Minho
hyung… happy 7th monthsary….” Lirihnya.
-The End-
Huahahaha
setelah setahun gak bikin ff akhirnya saya balik bawa ff drabble. Maklum baru
habis UN xD #curcol. Kurang memuaskan? Jelek? Iya tau kok tau kwkwk. Gomawo
untuk semua yang udah baca ff abal-abalan ini (silent readers maupun bukan)
*deep bow*